TEMPO.CO, Jakarta - Inovasi aplikasi ParuKu karya mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mendapat People's Choice Award dalam NUS Medical Grand Challenge 2021 yang diselenggarakan National University of Singapore secara daring pada 21 Agustus 2021. ParuKu adalah sebuah aplikasi chatbot berbasis kecerdasan buatan yang membantu menemani masyarakat dalam menentukan keputusan selama pandemi Covid-19.
Aplikasi ParuKu menyediakan beberapa layanan berupa informasi jadwal dan lokasi vaksinasi, informasi ketersediaan ranjang di rumah sakit, serta rekomendasi laboratorium untuk tes diagnostik Covid-19 berdasarkan lokasi pengguna dan kapasitas fasilitas kesehatan. Ide inovasi ParuKu bermula dari fenomena di masyarakat yang khawatir terinfeksi Covid-19 ketika mengunjungi rumah sakit atau sektor kesehatan lain selama pandemi.
Di sisi lain, masyarakat perlu mengantre dalam waktu yang lama untuk menerima pelayanan kesehatan, sehingga ada kemungkinan terinfeksi. ParuKu diharapkan mampu mengurangi durasi waktu yang harus disediakan untuk proses administrasi dalam menerima pelayanan kesehatan. Selain itu, membuat penggunanya dapat mengunjungi fasilitas kesehatan di waktu yang tepat tanpa perlu mengantre dalam waktu lama.
Aplikasi tersebut merupakan karya kolaborasi dari mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Komputer UI. Mereka terdiri dari Farhana Ibrahim Syuaib (FK 2018), Mutiara Auliya Firdausy (FK 2018), Rachelya Nurfirdausi Islamah (FK 2018), Rania Rifdah Taufiq (FK 2018), Dinda Inas Putri (Fasilkom 2018), Hanif Ibrahim Syuaib (Fasilkom 2020), Shafira Ayu Maharani (Fasilkom 2018), dan Siti Khadijah (Fasilkom 2018).
Dekan FKUI, Ari Fahrial Syam, mengungkapkan apa yang dicapai oleh tim ParuKu kembali membuktikan bahwa pandemi tidak boleh menjadi halangan bagi sivitas UI untuk terus mencapai prestasi. "Tetap semangat dalam berinovasi dan berkolaborasi untuk menghasilkan karya-karya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," ujar Ari melalui keterangan tertulis, Kamis, 26 Agustus 2021.
Pejabat Dekan Fasilkom UI, Petrus Mursanto, menyampaikan bahwa kompetensi mahasiswa bidang TIK menjadi sarana solutif bagi permalasahan di bidang kesehatan. "Mudah-mudahan kolaborasi lintas disiplin ini dapat terus kami tingkatkan sebagai kontribusi nyata insan pendidikan bagi bangsa,” ujar dia.
Mutiara Auliya Firdausy, anggota Tim ParuKu, juga berharap aplikasi dapat secara luas dimanfaatkan di banyak daerah dan dapat membantu percepatan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Sedang ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing diwakilkan oleh Farhana Ibrahim Syuaib. "Senantiasa mendukung kami selama enam bulan menjalani rangkaian kegiatan,” katanya.
Aplikasi ParuKu dari Universitas Indonesia berkompetisi dengan 15 peserta lain dalam NUS Medical Grand Challenge 2021. Mereka dinilai oleh panel juri yang memiliki latar belakang kepakaran dari berbagai industri seperti teknologi informasi, perawatan kesehatan, dan teknik. Setiap tim mewujudkan proposal mereka dan ide-ide mereka dinilai berdampak pada perawatan kesehatan, inovasi, strategi bisnis, pemasaran, dan komersialisasi.
Baca juga:
Ini Hasil Studi KIPI Vaksin Pfizer pada Anak dengan Gangguan Saraf