Dua peneliti dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Tomy Abuzairi dan Nur Imaniati Sumantri menciptakan termometer otomatis tanpa dioperasikan manusia dinamakan iThermowall (Infrared Thermometer on the Wall). Desainnya kemudian dijadikan open source sehingga bisa diakses gratis.
iThermowall bekerja menggunakan sensor suhu infrared yang dilengkapi dengan sensor jarak. Jarak yang tedeteksi dari sensor ini mencapai 5-10 cm, kemudian hasil pengukuran suhu tubuh secara otomatis akan muncul di layar monitor.
Selain itu, termometer ini dilengkapi dengan LED hijau dan merah sebagai tanda pedeteksi suhu tubuh. LED hijau berarti suhu tubuh yang diukur normal, sedangkan LED merah disertai dengan bunyi alarm 5 detik artinya suhu tubuh yang diukur tinggi.
Tampilan iThermowall FTUI Foto: dok. FTUI |
Kecanggihan iThermowall tidak hanya sampai di situ, termometer otomatis ini juga disokong dengan daya baterai sehingga dapat diisi ulang kembali.
Nur Imaniati mengatakan sejak mulai dipublikasikan secara open-source sehingga bisa diakses gratis pada akhir Desember 2020, sudah banyak pihak yang mencoba membuat dan menduplikasikan desain iThermowall.
Diantaranya, sebuah organinasi nirlaba di Oakland, USA yang berdikusi via email mengenai sensor suhu yang dipakai dan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari provinsi Nusa Tenggara Barat.
"Termasuk pemasangan empat unit iThermowall di Masjid Al Marjan Cipayung Depok, untuk screening jamaah pada pelaksanaan sholat Isya dan Tarawih di bulan Ramadhan ini," ujar pengajar di prodi Teknik Biomedik Univeritas Indonesia itu dalam keterangan tertulis yang diterima detikEdu, Kamis (29/4/2021).
Hasil keakuratan iThermowall pun telah terpublikasi dengan judul "Infrared thermometer on the wall (iThermowall): An open source and 3-D print infrared thermometer for fever screening" dalam Jurnal HardwareX, Penerbit Elsevier.
Screening Jamaah Tarawih menggunakan iThermowall di Masjid Al Marjan Cipayung Depok Foto: dok. FTUI |
Sementara itu Dekan FT Universitas Indonesia Hendri D. S. Budiono mengharapkan desain termometer otomatis dapat dipelajari, dibuat, serta diduplikasi oleh setiap orang sehingga manfaat iThermowall sampai ke berbagai pihak.
"Desain iThermowall dibuat menjadi open-source dengan harapan semua orang dapat mempelajari, membuat, serta menduplikasi termometer otomatis ini, sehingga manfaat dari teknologi ini dapat tersebar dengan luas dan menjadi amal jariah," ujarnya.
File lengkap open-source termometer otomatis ini dapat diakses gratis di https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2468067220300778. Isi file terdiri dari desain file casing 3D print, coding firmware micro controller, skematik rangkaian, serta tutorial cara merakitnya.
(pal/pal)