Share

Inovasi Peneliti FTUI, Ubah Ampas Kopi Jadi Material Baterai Kendaraan Listrik

Vanessa Nathania, Okezone · Rabu 03 November 2021 16:09 WIB
https: img.okezone.com content 2021 11 03 65 2496159 inovasi-peneliti-ftui-ubah-ampas-kopi-jadi-material-baterai-kendaraan-listrik-gSPO17M6hz.jpeg Baterai Lithium-Ion inovasi tim peneliti DTMM FTUI. (Foto: Universitas Indonesia)

DEPOK - Tim Peneliti dari Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTMM FTUI) berinovasi menggunakan bahan limbah ampas kopi dan batok kelapa untuk diolah menjadi material baterai lithium ion yang bisa digunakan untuk kendaraan listrik.

Limbah ampas kopi akan diolah menjadi grafen, sementara limbah batok kelapa akan diolah menjadi karbon aktif. Inovasi ini dikatakan mampu membuat bobot baterai menjadi lebih ringan dan waktu pengisian daya akan lebih cepat.

BACA JUGA: Jurusan di UI yang Peminatnya Sedikit, Apa Saja?

Penelitian terkait Baterai Lithium-Ion FTUI ini mengikut sertakan beberapa anggota peneliti yang di antaranya terdiri dari Prof. Dr. Ir. Anne Zulfia Syahrial, M.Sc., Ir. Bambang Priyono, M.T., dan Nofrijon Sofyan, Ph.D.

Ketua tim peneliti, Dr. Ir. Anne Zulfia Syahrial, M.Sc. kelebihan dan solusi dari kelemahan penelitiannya ini, dengan mengatakan bahwa, “LTO tidak rentan mengalami short circuit (korsleting) pada saat proses charging (pengisian electron). Arus listrik yang dihasilkan lebih stabil dan aman dibandingkan baterai Lithium Graphite yang umum banyak digunakan pada baterai kendaraan listrik saat ini.

Kelemahannya, kapasitas spesifik (LTO) di 175 mAh/g, lebih rendah dari grafit di 372 mAh/g. Tim kami mencoba mengatasi kelemahan ini dengan mencampurkan Sn atau Si dan karbon aktif dari limbah batok kelapa menjadi komposit. Kami juga mengolah ampas kopi menjadi grafen untuk dicampurkan dengan LTO.”

BACA JUGA: Mengenal Program Fast Track UI, Kuliah Jadi Lebih Cepat

Bambang Priyono, salah satu tim peneliti, mengakui bahwa ide awal pemanfaatan limbah ini berawal dari banyaknya sampah dari kopi yang tidak dimanfaatkan.

Setelah dikaji, ternyata bahan ampas kopi ini dapat diolah menjadi grafen untuk meningkatkan konduktivitas LTO pada baterai.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Nofrijon juga menjelaskan bahwa penelitian ini dirancang untuk menyelesaikan masalah terkait bobot baterai yang digunakan saat ini dianggap masih terlalu berat, sekitar 500 kilogram dan dengan penemuan ini, bobot baterai bisa dipangkas hingga 200 kilogram, sehingga bobot ringan ini dapat meningkatkan jarak tempuh yang bisa dicapai oleh kendaraan.

Selain itu terkait pengisian daya yang masih perlu dipersingkat, dari semula 1,5-2 jam, lalu ditargetkan melalui penelitian ini dapat dipersingkat menjadi 30 menit dan diharapkan mencapai 15 menit ke depannya.

Penelitian ini didukung penuh oleh Dekan FTUI, Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng. Dia mengatakan inovasi ini akan sangat bermanfaat untuk pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia dan dapat dilirik oleh industri listrik yang ada.

"Saya berharap pihak industri dapat menyerap inovasi yang dihasilkan oleh sivitas akademika FTUI untuk kemudian dikomersialisasikan. Hasil penelitian ini menunjukkan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi penguasa pasar dalam hal baterai kendaraan listrik dengan begitu banyak material pembuatan baterai listrik ini tersedia di alam Indonesia,” katanya.

Inovasi Baterai Lithium-Ion ini akan menjadi bagian yang terpisahkan dari penelitian yang sedang berlangsung, teknologi bus listrik yang sedang dijalankan oleh Research Center for Advanced Vehicle (RCAVe) bersama dengan beberapa mitra industri melalui program riset produktif (Rispro) LPDP, berdasarkan pernyataan dari Direktur RCAVe, Dr. Mohammad Adhitya, S.T., M.Sc.

Produk baterai Lithium-Ion dengan LTO ini merupakan satu dari puluhan produk riset hasil karya dosen dan peneliti FTUI yang siap dikomersialisasikan. Produk-produk ini juga dipamerkan untuk umum di area lantai 2 gedung i-Cell FTUI, sebagai wisata penelitian yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas.

1
3

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini