DEPOK - Tim Peneliti dari Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTMM FTUI) berinovasi menggunakan bahan limbah ampas kopi dan batok kelapa untuk diolah menjadi material baterai lithium ion yang bisa digunakan untuk kendaraan listrik.
Limbah ampas kopi akan diolah menjadi grafen, sementara limbah batok kelapa akan diolah menjadi karbon aktif. Inovasi ini dikatakan mampu membuat bobot baterai menjadi lebih ringan dan waktu pengisian daya akan lebih cepat.
BACA JUGA: Jurusan di UI yang Peminatnya Sedikit, Apa Saja?
Penelitian terkait Baterai Lithium-Ion FTUI ini mengikut sertakan beberapa anggota peneliti yang di antaranya terdiri dari Prof. Dr. Ir. Anne Zulfia Syahrial, M.Sc., Ir. Bambang Priyono, M.T., dan Nofrijon Sofyan, Ph.D.
Ketua tim peneliti, Dr. Ir. Anne Zulfia Syahrial, M.Sc. kelebihan dan solusi dari kelemahan penelitiannya ini, dengan mengatakan bahwa, “LTO tidak rentan mengalami short circuit (korsleting) pada saat proses charging (pengisian electron). Arus listrik yang dihasilkan lebih stabil dan aman dibandingkan baterai Lithium Graphite yang umum banyak digunakan pada baterai kendaraan listrik saat ini.
Kelemahannya, kapasitas spesifik (LTO) di 175 mAh/g, lebih rendah dari grafit di 372 mAh/g. Tim kami mencoba mengatasi kelemahan ini dengan mencampurkan Sn atau Si dan karbon aktif dari limbah batok kelapa menjadi komposit. Kami juga mengolah ampas kopi menjadi grafen untuk dicampurkan dengan LTO.”
BACA JUGA: Mengenal Program Fast Track UI, Kuliah Jadi Lebih Cepat
Bambang Priyono, salah satu tim peneliti, mengakui bahwa ide awal pemanfaatan limbah ini berawal dari banyaknya sampah dari kopi yang tidak dimanfaatkan.
Setelah dikaji, ternyata bahan ampas kopi ini dapat diolah menjadi grafen untuk meningkatkan konduktivitas LTO pada baterai.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya