Headline

Garuda Muda Bidik Final

Ketika Indonesia sudah bisa menembus semifinal, siapa pun lawan yang akan dihadapi pasti tak akan memandang remeh.

Fokus

Format Baru Rasa Baru

Perubahan format yang membuat makin banyak pertandingan bakal berdampak pada semakin padatnya jadwal

Kemendikbudristek Dukung Pelibatan Mahasiswa Kedokteran Tangani Covid-19

Faustinus Nua
15/7/2021 15:03
Kemendikbudristek Dukung Pelibatan Mahasiswa Kedokteran Tangani Covid-19
Dirjen Dikti Prof Nizam(MI/Ardi Teristi Hardi )

DIREKTORAT Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbudristek mendukung mahasiswa kedokteran untuk terlibat aktif dalam penanganan pandemi Covid-19. Hal itu berdasarkan hasil survei Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang menunjukan 1 dari 2 mahasiswa kedokteran di Indonesia bersedia menjadi relawan.

Dirjen Dikti Prof. Nizam menyatakan bahwa kontribusi akademisi terutama mahasiswa kedokteran terutama dalam pandemi dan bencana perlu ditingkatkan. Mengingat dengan keterbatasan tenaga medis, mahasiswa kedokteranlah yang diharapkan memiliki kompetensi yang cukup.

"Dikti mendukung 3 rekomendasi yang dihasilkan dari policy brief ini (FKUI). Pertama, melibatkan mahasiawa kedokteran dalam usaha masif penanggulangab pendemi dan edukasi hingga vaksinasi," ungkapnya dalam diskusi dan peluncuran Policy Brief: Dari Edukasi hingga Vaksinasi, Kamis (15/7).

Menurutnya, sejak awal pandemi sekitar 15 ribu mahasiswa sudah terlibat aktif. Peran mahasiswa sangat besar dalam membantu tenaga medis khususnya mahasiswa kedokteran dan kesehatan.

Mahasiswa kedokteran dan kesehatan lainnya berperan sebagai contact tracing Covid-19 untuk membantu fasyankes di wilayah sesuai dengan prosedural Kemenkes. Selain itu mahasiswa kedokteran juga terlibat aktif dalam program nasional KKN tematik Covid-19 yang diselenggarakan oleh Dikti.

Hal itu pun sejalan dengan transformasi pendidikan tinggi melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Mahasuswa dapat memilih beberapa jalur dan meningkatkan kompetensinya dengan pembelajaran yang lebih fleksibel.

Lantas, rekomendasi kedua, yakni evaluasi pendidikan kedokteran Indonesia dalam bentuk intgrasi hak ajar tanggap bencana dan kesehatan global sangat tepat. Sehingga dapat menghasilkan lulusan dengan pengalaman belajar yang lebih inovatif dan kolaboratif serta komprehensif.

Baca juga: Kapolri Optimistis Herd Immunity Terbentuk di Bulan Agustus-September

"Ini sejalan dengan perkembangan iptek di mana arsitektur sains dan teknologi berubah besar di era induatri 4 dan sosciety 5.0 jadi bagian dari kehidupan kita," tutur Prof Nizam.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa batas antara dispilin ilmu pengetahuan semakin membaur. Integrasi keilmuan dan kolaborasi lintas disiplin jadi keharusan untuk menciptakan solusi di masyarakat.

Dengan demikian kurikulm di pendidikan tinggi terus didorong agar semakin adaptif, kreatif dan kolaboratif serta kerja sama lintas keilmuan harus lebih intensif lagi. Dalam hal ini bidang kesehatan dan kedokteran telah beradaptasi dengan baik melalui pendekatan kolaboratif praktis dan inter profesional education system di dalam kurikulum pendidikan kedokteran.

Sehingga, kata dia rekomendasi ketiga, yaitu melanjutkan dan meningkatkan inisiatif pengetahuan dan kemapuan terkait penanganan pandemi dan bencana harus bisa diimplemtasikan dengan baik.

"Kolaborasi antara dosen dan mahasiawa sangat penting dalam implementasi kurikulum tersebut. Agar mahasiswa dapat berperan secara relevan dengan capaian pembelajaran serta mendaptkan pendampingan yang efektif dari para dosen," kata dia.

Prof. Nizam pun mengapresiasi policy brief dari FKUI. Hal itu merupakan langkah maju dari mahasiswa dalam memberi masukan kepada pemerintah secara ilmiah berdasarkan pada hasil survei.

Sementara itu, mahasiswa perwakilan Medico-19 Research FKUI Nico Gamalliel mengatakan bahwa pengoptimalan peran mahasiswa kedokteran dalam penanggulangan pandemi dan bencana memerlukan suatu upaya sistematis, mengakar dan konsisten. Semua pihak yang terlibat di dalamnya, mulai dsru regulator, penyelenggara pendidikan hingga mahasiswa kedokteran harus berkolaborasi.

"Mahasiswa kedokteran memiliki kesediaan yang tinggi menjadi relawan. Pandemi juga dapat dipandang sebagai kesempatan belajar bagi mahasiswa," kata dia.

Dia berharap pemerintah bisa memperhatikan kompetensi mahasiswa. Mereka semua bersedia secara sukarela sehingga harus didukung dengan persiapan memadai.

Dengan hadirnya vaksin, menurutnya potensi mahasiswa kedokteran bisa dioptimalkan dalam mencapai herd immunity. Selain membantu tenaga kesehatan, mahasiswa bisa memilki kemampuan dan pengalaman yang sekaligus memperkuat SDM kesehatan.(OL-4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya