kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menggandeng Arogya, RSUI mengatur supply chain dengan kecerdasan buatan


Sabtu, 06 November 2021 / 13:14 WIB
Menggandeng Arogya, RSUI mengatur supply chain dengan kecerdasan buatan
ILUSTRASI. Lowongan kerja di RSUI


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi ini, layanan kesehatan publik harus adaptif dengan memanfaatkan teknologi. Penggunaan teknologi terkini dalam era Revolusi Industri 4.0 menjadi salah satu solusi. Seperti pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di rumah sakit. 

Apalagi ternyata negara-negara yang mampu mengelola dan keluar lebih cepat dari krisis kesehatan global memaksimalkan penggunaan teknologi. Termasuk di pusat layanan kesehatan seperti rumah sakit. 

Maka, perusahaan teknologi AI, Arogya.ai, bertujuan mendorong lebih intens pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan di rumah sakit Indonesia.  
“Arogya merupakan AI supply chain layanan kesehatan pertama di Indonesia dan diciptakan di Indonesia untuk  layanan kesehatan Indonesia yang lebih baik,” terang Victo, dalam keterangan tertulis Jumat (5/11). 

Riset Cardinal Health Survey tentang supply chain rumah sakit menyebutkan, 65% responden mengaku mengalami kejadian, dokter terpaksa menunda prosedur operasi karena ketidaktersediaan obat atau alat medis. Penyebabnya  sistem purchasing kurang optimal. 

Padahal semakin cepat perputaran stok, semakin lancar arus kas rumah sakit. Namun, sering kali bagian pembelian rumah sakit melakukan proyeksi kebutuhan obat-obatan dan peralatan medis berdasarkan analisis statis, bukan analisis dinamik. 

Akibatnya, proyeksi kurang akurat dan mengakibatkan overstock atau understock. “Dengan sistem order dan inventory management berbasis AI, manajemen rumah sakit sangat dibantu untuk dapat membuat keputusan pemesanan dan pembelian stok obat-obatan serta peralatan medis dengan akurat, “ terang Victor.

Direktur Utama  RS Universitas Indonesia (RSUI), dr Astuti Giantini menekankan, pentingnya penggunaan teknologi untuk mendukung manajeman rumah sakit dalam meningkatkan layanan kesehatan. "Dukungan ini tidak hanya untuk masa pandemi. Tapi berlanjut hingga masa post-pandemic,” kata Astuti.

Menurut Astuti, teknologi AI menghadirkan sistem yang terintegrasi dan lebih efisien.  Mulai dari supply chain hingga administrasi. Sehingga diharapkan teknologi ini dapat menekan biaya operasional yang lebih besar. 

“Ini juga menjadi langkah kesiapan RSUI untuk menjadi rumah sakit yang menerapkan digitalisasi di Indonesia guna mendukung Universal Health Coverage (UHC). RSUI berharap kolaborasi ini dapat berjalan efektif dalam upaya peningkatan layanan kesehatan yang terintegrasi dengan teknologi tinggi,” ujarnya.

Sementara, Andre Rahadian, Ketua Umum Iluni UI, berpendapat inovasi teknologi di bidang kesehatan merupakan salah satu titik perhatian Iluni. Sebab teknologi memiliki kekuatan besar untuk membantu tugas rumah sakit dan nakes di tengah pandemi. 

“Kami mencoba merangkul Arogya.ai, perusahaan milik alumni UI, yang diharapkan mampu mengembangkan RSUI sebagai rumah sakit pendidikan,” ujar Andre.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×