Universitas Indonesia bersama Harmoni Indonesia menyelenggarakan diskusi publik (webinar) bertajuk “Semangat Membangun Negeri dalam Harmoni Keberagaman Indonesia” pada Kamis, 28 Oktober 2021. Diskusi publik ini menjadi salah satu bentuk memaknai Sumpah Pemuda walaupun pandemi masih menjadi tantangan bagi kita semua. Narasumber dari berbagai latar belakang diundang untuk berbagi ilmu dan pengalaman yang terbagi menjadi dua sesi kegiatan. Sesi pertama menghadirkan M. Arsjad Rasjid P. M. (Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia), Dr. Ir. Penny K. Lukito, MCP (Kepala Badan POM RI), Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D (Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemendikbud Ristek), K.H. Yaqut Cholil Quomas (Menteri Agama RI), Dr. Andin Hadiyanto, M.A. (Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dan dipandu oleh Dr. Bagus Takwin (Dosen Fakultas Psikologi UI). Sesi kedua menghadirkan Kusuma Ida Anjani (Direktur Pengembangan Bisnis dan Inovasi Mustika Ratu), Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid (National Director of Gusdurian Network Indonesia (GNI), Selwas Taborat (Diplomat RI), Barijani Mahesa Putra (Atlet PON XX Cabor Sepatu Roda) dan dipandu oleh Sarah Monica (Peneliti Muda AWCPH UI).
Mengawali webinar tersebut, Rektor Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro, S.E. M.A., Ph.D memberikan sambutannya. Prof. Ari mengapresiasi kerja sama antara Universitas Indonesia dan Harmoni Indonesia dalam menyelenggarakan webinar dan berharap diskusi publik tersebut dapat menjadi wadah untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan terkait dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 melalui berbagai kegiatan yang menumbuhkan inovasi sosial, sikap nasionalisme dan patriotisme bagi generasi muda.
Senada dengan Prof. Ari, dalam keynote speech-nya Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Dr. H. Zainudin Amali, S.E., M.Si. juga menyampaikan apresiasinya. “Webinar ini menjadi wadah yang patut diapresiasi. Sebagai warga negara yang baik kita harus merawat negeri dengan harmoni. Saya yakin peserta webinar akan mendapat pencerahan dari para narasumber yang luar biasa serta memiliki banyak pengalaman dalam perjalanan kehidupan bangsa,” ujarnya. Ketua Harmoni Indonesia, Mayjen Pol (Purn) Drs. Sidarto Danusubroto, S.H. turut menyampaikan pesan-pesan dalam sesi pembukaan diskusi publik. “Sumpah Pemuda 93 tahun lalu harus menjadi semangat bagi pemuda khususnya mahasiswa dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Pemuda dan mahasiswa haruslah tumbuh dan tangguh, sehingga generasi muda bukan hanya menghafal butir Sumpah Pemuda melainkan mengamalkannya sebagai nilai yang memotivasi dan hidup,” ungkapnya.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan Diskusi Publik sesi pertama yang bertajuk “Harmoni Keberagaman Menuju Indonesia Tangguh, Indonesia Mandiri”. Diskusi dimulai dengan paparan Arsjad Rasyid, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) periode 2021–2026. Arsjad menekankan pentingnya kepemimpinan yang memiliki nilai Authenticity, Spirituality, dan Agility (ASA). Menurut Arsjad, seseorang harus autentik atau menjadi dirinya sendiri, bukan berpura-pura menjadi orang lain. “Seseorang harus selalu adaptif, resilient, dan inovatif. Nilai-nilai ini yang jadi kunci bagi kesuksesan dalam menghadapi perubahan-perubahan termasuk situasi yang datang tanpa terkira seperti pandemi ini,” terangnya.
Kepala Badan Pengawas Obat Makanan (Badan POM), Penny K Lukito mengatakan bahwa pandemi COVID-19 yang masih berlangsung semakin menyadarkan bahwa Indonesia perlu membangun bangsa yang kuat dan mandiri, dalam hal ini memperoleh obat dan vaksin serta membangun keanekaragaman hayati melalui obat herbal. Tiga pembicara dari tiga kementerian, masing-masing dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Kemdikbud), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Kementerian Agama (Kemenag), memaparkan berbagai upaya untuk mendukung Indonesia mandiri dan tangguh sebagai bangsa yang maju. Kemendikbudristek yang diwakili Aris Junaidi selaku Direktur Belmawa Kemdikbud berusaha untuk menghasilkan SDM unggul dengan mengadakan berbagai program seperti Kampus Merdeka. Andin Hadiyanto sebagai perwakilan Kemenkeu mengatakan bahwa pihaknya selalu waspada dalam mengelola keuangan untuk mencegah segala risiko kerugian dalam mewujudkan Indonesia Maju. Terakhir, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan strategi yang ditetapkan pemerintah dalam mewujudkan Indonesia rukun dan toleran adalah melalui penguatan Moderasi Beragama yang menjadi salah satu program prioritas Kementerian Agama.
Sesi kedua Diskusi Publik mengusung tema “Gotong Royong Pemuda dan Pemudi Indonesia Bangkit”. Kusuma Ida Anjani mengawali diskusi dengan menekankan komitmen terhadap 4 pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Undang-Undang Dasar 1945. Generasi muda, menurut Anjani, saat ini sudah mengimplementasikan keempat pilar kebangsaan dalam berbagai kegiatan, salah satunya adalah gaungan untuk produk lokal. “Produk lokal buatan Indonesia kaya akan inovasi, sehingga merupakan dukungan yang tepat untuk menciptakan nasionalisme dan local pride,” ujar Direktur Pengembangan Bisnis dan Inovasi Mustika Ratu tersebut.
Alissa Qotrunnada Munawarah Wahid selaku National Director of Gusdurian Network Indonesia (GNI) menceritakan berbagai tantangan dalam mengerahkan anak muda untuk memajukan Indonesia sebagai negara yang penuh toleransi. “Tantangan mengurus anggota komunitas Gusdurian adalah soliditas, agar kita bisa terus mengedukasi masyarakat lain untuk mengedepankan sikap toleransi,” ucapnya.
Diskusi dilanjutkan dengan penjelasan peran Diplomat RI untuk pemuda Indonesia yang disampaikan oleh Aloysius Selwas Taborat. Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia tersebut menjelaskan bahwa kegiatan diplomat berlandaskan proyeksi nilai-nilai ke-Indonesia-an. “Saya merasa percaya diri ketika menjalankan tugas sebagai diplomat, karena saya yakin proyeksi nilai yang dibawa Indonesia bisa menjadi solusi untuk permasalahan dunia sesuai dengan prinsip politik luar negeri, bebas dan aktif,” ungkapnya.
Berbicara mengenai percaya diri, Barijani Mahesa Putra juga merasa percaya dalam mewujudkan harapannya menjadi seseorang yang berprestasi di bidang akademik dan nonakademik. Sebagai peraih medali emas PON XX Cabor Sepatu Roda, saat ini Mahesa juga aktif menjalani kuliah di Vokasi UI. “Saya merasa tertantang untuk membuktikan bahwa atlit juga bisa memiliki prestasi di bidang akademik. Tinggal bagaimana kita mengatur waktu agar bisa maksimal di kedua bidang,” ujar mahasiswa angkatan 2020 tersebut.
Setelah kedua sesi Diskusi Publik selesai, acara dilanjutkan oleh pengumuman pemenang lomba videografi bertemakan “Harmoni Keberagaman dalam Nilai-nilai Pancasila Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh”. Kategori pemenang terbagi menjadi 2, yaitu tenaga kependidikan dan mahasiswa. Juara pertama kategori tenaga kependidikan diraih oleh Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni FT UI, disusul oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) sebagai juara kedua, dan Kantor Humas & KIP sebagai juara ketiga. Untuk kategori mahasiswa, Imam Rahadian Soleman dari Fakultas Kedokteran berhasil mendapatkan juara pertama dan Mohammad Fariz Aditio dari Fakultas Ilmu Administrasi menjadi juara kedua.
Acara ditutup dengan ucapan terima kasih dari drg. Nurtami, Ph.D., Sp. OF (K), selaku Wakil Rektor III Universitas Indonesia. Diskusi Publik Sumpah Pemuda ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan terkait dengan pemaknaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 melalui berbagai kegiatan yang dapat menumbuhkan inovasi sosial.
———————————————————————————————————————————————————-
The Spirit of Building the Nation in Harmony of Indonesia’s Diversity: Interpreting the Youth Pledge in the style of the University of Indonesia and Harmoni Indonesia
University of Indonesia together with Harmoni Indonesia held a public discussion (webinar) entitled “The Spirit of Building the Country in Harmony of Indonesian Diversity” on Thursday, October 28, 2021. This public discussion is a form of interpreting the Youth Pledge Even though the pandemic is still a challenge for all of us. Speakers from various backgrounds are invited to share knowledge and experiences which are divided into two activity sessions. The first session presented M. Arsjad Rasjid P. M. (Chairman of the Indonesian Chamber of Commerce and Industry), Dr. Ir. Penny K. Lukito, MCP (Head of POM RI), Prof. dr. Aris Junaidi, Ph.D (Director of Learning and Student Affairs, Ministry of Education and Culture), K.H. Yaqut Cholil Quomas (Minister of Religion of the Republic of Indonesia), Dr. Andin Hadiyanto, MA (BPPK) and guided by Dr. Bagus Takwin (Lecturer of the Faculty of Psychology UI) The second session presented Kusuma Ida Anjani (Director of Business Development and Innovation Mustika Ratu), Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid (National Director of Gusdurian Network Indonesia (GNI), Selwas Taborat (RI Diplomat), Barijani Mahesa Putra (Athletes of PON XX Roller Skating) and guided by Sarah Monica (AWCPH UI Young Researcher).
Starting the webinar, the Chancellor of the University of Indonesia, Prof. Ari Kuncoro, S.E. M.A., Ph.D gave his speech. Ari appreciates the collaboration between the University of Indonesia and Harmoni Indonesia in organizing the webinar and hopes that the public discussion can become a forum for increasing knowledge and insight related to Pancasila and the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia through various activities that foster social innovation, nationalism, and attitudes. patriotism for the younger generation.
In line with Prof. Ari, in his keynote speech, the Minister of Youth and Sports of the Republic of Indonesia, Dr. H. Zainudin Amali, S.E., M.Sc. also expressed his appreciation. “This webinar is a place that should be appreciated. As good citizens we must treat the country with harmony. I am sure that the participants of the webinar will get enlightenment from the extraordinary speakers and have a lot of experience in the journey of the nation’s life,” he said. The Head of Harmoni Indonesia, Major General Pol (Ret.) Drs. Sidarto Danusubroto, S.H. participated in conveying messages in the opening session of the public discussion. “The Youth Pledge 93 years ago should be an encouragement for youth, especially students, in carrying out their daily activities. Youth and students must grow and be strong so that the younger generation not only memorizes the Youth Pledge but also applies it as a motivating and living value,” he said.
Furthermore, the event continued with the first session of the Public Discussion entitled “Harmony of Diversity Towards a Tough Indonesia, Independent Indonesia”. The discussion began with a presentation by Arsjad Rasyid, General Chair of the Indonesian Chamber of Commerce and Industry (KADIN) for the period 2021–2026. Arsjad emphasized the importance of leadership that has Authenticity, Spirituality, and Agility (ASA) values. According to Arsjad, a person must be authentic or be himself, not pretend to be someone else. “One must always be adaptive, resilient, and innovative. These values are the keys to success in dealing with changes, including situations that come unexpectedly like this pandemic,” he explained.
The head of the Food Drug Supervisory Agency (Badan POM), Penny K Lukito said that the ongoing COVID-19 pandemic made him realize that Indonesia needed to build a strong and independent nation, in this case obtaining drugs and vaccines and building biodiversity through herbal medicines. Three speakers from three ministries, each from the Ministry of Education, Research Culture, and Technology (Kemdikbudristek), the Ministry of Finance (Kemenkeu), and the Ministry of Religion (Kemenag), explained various efforts to support an independent and resilient Indonesia as a developed nation. The Ministry of Education, Research Culture, and Technology represented by Aris Junaidi as Director of Belmawa Kemdikbud strives to produce superior human resources by holding various programs such as the Merdeka Campus. Andin Hadiyanto as a representative of the Ministry of Finance said that his party was always vigilant in managing finances to prevent all harmful risks in realizing an Advanced Indonesia. Finally, Minister of Religion Yaqut Cholil Qoumas stated that the strategy set by the government in realizing a harmonious and tolerant Indonesia is through strengthening Religious Moderation, which is one of the priority programs of the Ministry of Religion.
The second session of the Public Discussion carried the theme “Gotong Royong, Indonesian Youth and Young Women Rise”. Kusuma Ida Anjani started the discussion by emphasizing the commitment to the 4 pillars of nationality, namely Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, and the 1945 Constitution. The younger generation, according to Anjani, has now implemented the four pillars of nationality in various activities, one of which is echo for local products. “Local products made in Indonesia are rich in innovation, so they are the right support to create nationalism and local pride,” said the Director of Business Development and Innovation Mustika Ratu.
Alissa Qotrunnada Munawarah Wahid as the National Director of Gusdurian Network Indonesia (GNI) told the various challenges in mobilizing young people to advance Indonesia as a tolerant country. “The challenge of managing members of the Gusdurian community is solidity so that we can continue to educate other communities to promote tolerance,” he said.
The discussion continued with an explanation of the role of the Indonesian diplomat for Indonesian youth delivered by Aloysius Selwas Taborat. The alumnus of the Faculty of Law, University of Indonesia explained that the activities of diplomats are based on the projection of Indonesian values. “I feel confident when carrying out my duties as a diplomat because I believe that the projected values brought by Indonesia can be a solution to world problems in accordance with the principles of foreign policy, free and active,” he said.
Talking about self-confidence, Barijani Mahesa Putra also feels confident in realizing his hopes of becoming someone who excels in academic and non-academic fields. As a gold medalist in PON XX Roller Skating, currently, Mahesa is also actively studying at UI Vocational School. “I feel challenged to prove that athletes can also have achievements in academics. It’s just a matter of how we manage the time so that we can maximize it in both fields,” said the 2020 student.
After the two Public Discussion sessions were over, the event was continued by the announcement of the winners of the videography competition with the theme “Harmony of Diversity in the Values of Unified Pancasila, Awakening, and Growing”. The winning categories are divided into 2, namely education staff and students. The first place in the education personnel category was won by the Directorate of Student Affairs and Alumni, FT UI, followed by the Directorate of Community Service and Empowerment (DPPM) as the second winner, and the Public Relations & KIP Office as the third winner. For the student category, Imam Rahadian Soleman from the Faculty of Medicine won first place and Mohammad Fariz Aditio from the Faculty of Administrative Sciences became the second winner.
The event closed with a thank you from drg. Nurtami, Ph.D., Sp. OF (K), as Vice-Chancellor III of the University of Indonesia. The Youth Pledge Public Discussion is expected to be a forum to increase knowledge and insight related to the meaning of Pancasila and the 1945 Constitution through various activities that can foster social innovation.